Teori
terapi humanistik
Istilah
psikologi humanistik (Humanistic Psychology) diperkenalkan oleh sekelompok ahli
psikologi yang pada awal tahun 1960-an bekerja sama di bawah kepemimpinan
Abraham Maslow dalam mencari alternatif dari dua teori yang sangat berpengaruh
atas pemikiran intelektual dalam psikologi. Kedua teori yang dimaksud adalah
psikoanalisis dan behaviorisme. Maslow menyebut psikologi humanistik sebagai
“kekuatan ketiga” (a third force).
Terapi
eksistensial berpacu pada bahwa manusia tidak bisa lepas dari kebebasan dan
bahwa kebebasan dan tanggung jawab berkaitan. Dalam penerapan-penerapan
eksistensial humanistik mengutamakan pada filosofis yang melandasi terapi. Pendekatan
atau teori eksistensial humanistik yang menyajikan suatu landasan filosofis
bagi orang berhubungan dengan sesame, kebutuhan yang unik dan menjadi tujuan
konselingnya.
Konsep
utama dari terapi humanistik eksistensial itu ada tiga hal yang pertama
kesadaran diri yang dimana manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya
sendiri, suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia mampu
berpikir dan memutuskan, semakin kuat kesadaran diri seseorang, maka akan
semakin besar pula kebebasan yang ada pada orang itu, kesadaran untuk memilih alternative-alternatif
itu memutuskan secara bebas dalam batasannya, kebebasan memilih dan bertindak
itu disertai tanggung jawab, manusia bertanggung jawab atas keberadaannya dan
nasibnya. Yang kedua ada kebebasan, tanggung jawab dan kecemasan yang dimana
kesadran atas kebebasan dan tanggung jawab bisa menimbulkan kecemasan yang
menjadi atribut dasar pada manusia. Lalu ada penciptaan makna yang diartikan
manusia itu unik yang dalam arti bahwa ia berusaha untuk menentukan tujuan
hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan makna bagi
kehidupan.manusia memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan sesame dalam
suatu cara yang bermakna, karena manusia adalah makhluk rasional.
Contoh kasus :
Leon
seorang mahasiswa, mungkin melihat dirinya sebagai dokter masa depan,
tetapi nilainya yang dikeluarkan dari
sekolah kedokteran ternyata dibawah rata-rata. Perbedaan antara dengan apa Leon
melihat dirinya (konsep diri) atau bagaimana ia ingin melihat dia (ideal konsep
diri) dan realitas kinerja akademis yang buruk dapat menyebabkan kegelisahan
dan kerentanan pribadi, yang dapat memberikan motivasi yang diperlukan untuk
masuk terapi. Leon harus melihat bahwa ada masalah atau tidak pada dirinya. Leon
pesimis untuk menghadapai penyesuaian psikologis untuk mengeksplorasi perubahan
dirinya. Konseling berlangsung, klien dapat mengeksplorasi lebih luas
keyakinannya dan perasaan (Rogers, 1967). Mereka dapat mengekspresikan
ketakutan mereka, rasa bersalah kecemasan, malu, kebencian, kemarahan, dan lain
sebagainya. emosi telah dianggap terlalu negatif untuk menerima dan memasukkan
ke dalam diri mereka. Dengan terapi, orang disortir kurang dan pindah ke
penerimaan yang lebih besar dan integrasi perasaan yang saling bertentangan dan
membingungkan. Mereka semakin menemukan aspek dalam diri mereka yang telah
disimpan tersembunyi.
Sebagai
klien merasa dimengerti dan diterima, mereka menjadi kurang defensif dan
menjadi lebih terbuka terhadap pengalaman mereka. Karena mereka merasa lebih
aman dan kurang rentan, mereka menjadi lebih realistis, menganggap orang lain
dengan akurasi yang lebih besar, dan menjadi lebih mampu untuk memahami dan
menerima orang lain. Individu dalam terapi datang untuk menghargai diri mereka
lebih seperti mereka, dan perilaku mereka menunjukkan lebih banyak
fleksibilitas dan kreativitas. Mereka menjadi kurang peduli tentang memenuhi
harapan orang lain, dan dengan demikian mulai berperilaku dengan cara yang
lebih benar untuk diri mereka sendiri. Mereka bergerak ke arah yang lebih
berhubungan dengan apa yang mereka alami pada saat ini, kurang terikat oleh
masa lalu, kurang ditentukan, lebih bebas untuk membuat keputusan, dan semakin
percaya diri masuk untuk mengelola kehidupan mereka sendiri.
Dari
contoh kasus Leon dapat diambil kesimpulan bahwa salah satu alasan klien
mencari terapi adalah perasaan tidak percaya diri, dan ketidakmampuan untuk
membuat keputusan atau secara efektif mengarahkan hidup mereka sendiri. Leon diarahkan
supaya melihat kepotensian diri dia yang sebenarnya, terapi difokuskan ke saat
yang sekarang agar Leon dapat melanjtukan hidupnya.
Dari
contoh kasus tersebut inti dari terapi ini adalah penggunaan pribadi terapi
yang kapasitas untuk sadar akan dirinya, meningkatkan kesadaran diri yang
memotivasi atau mempengaruhi seseorang dan tujuan hidup individu itu (Baldwin,
1987).
Sumber
:
Corey Gerald, 2009, Teori
dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, Bandung: PT Refika Aditama
Misiak, henryk.2005.psikologi
fenomenologi,eksistensial dan humanistic. Bandung: PT Rafika Aditama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar