Kamis, 15 November 2012

menengok terminal hujan

Hallo :)

Mau sedikit cerita tentang terminal hujan....
Apa sih terminal hujan itu? 
Terminal hujan itu sendiri merupakan hasil brain storming dari tiga pengajar. terminal hujan mencerminkan anak-anak yang tinggal di daerah kampung babakan, kampung tersebut berada di belakang terminal Baranang Siang dan berasal dari Bogor yang terkenal sebagai kota hujan. maka jadilah terminal hujan. simple kan....
Terminal hujan berdiri sekitar bulan Juni 2011 ,salah seorang dari pengajar Terminal Hujan , Anggun mencari informasi dimana ia bisa mengajar secara sukarela. Kebetulan Anggun mendapat informasi tentang Drg,Wan Aisyah Grenie atau yg biasa dipanggil Umi Awan -- pendiri dan pembina anak anak Terminal Hujan- di koran lokal Radar Bogor. Saat itu Anggun diaajak bergabung dengan Umi dan ibuibu PKK. Anggun pun mengajak salah satu temannya yg bernama Mario.  Pertemuan kedua Anggun dan Mario survey ke tempat mengajar dan menyempatkan untuk membuat draft kurikulum pengajaran sebelum melakukan survey, supaya mereka tahu apa yang akan dilakukan saaat bertemu dengan anak anak terminal hujan nantinya. kebetulan Sela ikut untuk survey bersama Anggun dan Mario serta resmi menjadi staff pengajar Termina Hujan.

Sejak saat itu ,pengajar yang lain mulai bergabung. Ada Indah ,Juli ,Adizul ,Titi ,Qorry , Ira , Zeno , Ami , Dhany , Acil , dan Fahris.

Para pengajar Terminal Hujan dasarnya mencoba melakukan character building untuk anak anak Terminal Hujan. Agenda pembentukan karakter ini dimaksudkan agar anak-anak marginal seperti merekapun dapat menjadi anak anak yg lebih percaya diri,disiplin,sopan dan berani memiliki cita-cita yang tinggi. Charachter building dilakukan dengan berbagai hal ; seperti bermain ,bernyanyi ,belajar presentasi. Yang paling penting adalah melakkukan hal bermanfaat dan tidak membosankan.
Anggota Terminal Hujan terdiri dari anak TK samapi SMP. Mereka sangat aktif dan ceria hinggal terkadang membuat kewalahan para pengajarnya. Sebelumnya kegiatan ini dilakukan dilapang terbuka dan syukurlah pak lurah berabik hati mengizinkan kelurahan untuk menjadi tempat belajar anak anak terminal hujan.

Anak anak terminal hujan memang berbeda dari anak umumnya. Beberapa dari mereka harus mengamen dijalan atau ikut orangtua nya berjualan untuk membantu perekonomian keluarga. Tapi mereka tetap anak anak yang punya hak untuk berekspresi ,mengembangkan potensi mereka dan menikmati masa kecil mereka dengan bahagia. Terminal hujan mewadahi hak-hak tersebut , mencoba menjadi bagian dari proses anak0-anak tersebut menjadi putra-putri bangsa yang membanggakan. 
Anak-anak Terminal Hujan pasti bisa!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar